Mantan kepala BIN Sutiyoso mengungkapkan kekhawatirannya akan terus berdatangannya tenaga kerja asing (TKA) dari China, dia bahkan menjamin mereka tak akan kembali lagi ke negaranya.
Sutiyoso yang juga mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengharapkan agar semua orang Indonesia waspada tehadap serbuan TKA asal Tiongkok dan segera sadar akan kemungkinan etnis China akan menjadi mayoritas di tanah air.
Sutiyoso yang juga akrab disapa Bang Yos itu menyebut karena pernah berkecimpung di dunia intelejen dia pun mengaku bisa membaca pola dari para pekerja yang datang di Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua itu yang menurutnya mereka tidak akan kembali ke negara asal yakni Negeri Tirai Bambu.
“Jadi kita harus waspada, saya jamin orang itu gak akan pulang ke negaranya,” tegas Sutiyoso pada Senin, 22 Mei 2022.
“Kok kita gak sadar-sadar gitu, bukan apa-apa saya ini orang intelejen, bisa membaca. Pegawai-pegawai itu yang di Kalimantan, Sulawesi sampai Papua gak akan kembali ke sana (China),” lanjutnya.
Sutiyoso lantas menegaskan bahwa para pekerja China itu punya alasan untuk tidak kembali ke negara asalnya.
Hal itu lantaran kejamnya aturan yang ada di negara asal mereka. Salah satunya adalah aturan larangan memiliki anak maksimal satu orang.
Saat seseorang memiliki dua anak, maka anak kedua akan diperlakukan seperti anak yatim piatu oleh pemerintah di sana.
Tetapi peraturan itu tak ada di Indonesia.
“Di Tiongkok jika punya anak dua, yang kedua seperti anak yatim piatu diperlakukannya oleh pemerintah, di sini mereka bikin anak sebanyak-banyaknya,” tutur Bang Yos.
Dia lantas mencontohkan di beberapa negara tetangga yang kini pejabat di level atas mayoritas adalah etnis China atau memeiliki darah Tionghoa.
“Yang paling dekat Singapura, perdana menteri pertama orang Melayu, sekarang sudah tidak ada lagi. Lihatlah Malaysia sudah beberapa departemen dipimpin etnis ini (China),” ungkapnya
Sutiyoso pun mengaku miris akan jumlah TKA asal China yang jumlahnya begitu banyak.
Pria asal Semarang itu mengaku kebanyakan yang datang bukanlah investor atau tenaga ahli, melainkan pekerja kasar yang jumlahnya ribuan.
“Saya miris kok banyak sekali pekerja asing datang, kalau dia investor bawa duit ya silakan, kalau tenaga ahli silakan, tenaga ahli itu dua atau tiga, bukan ribuan,” ujarnya
Dia juga khawatir para TKA China itu akan memiliki keturunan di Indonesia, dan hal ini bisa membuat mereka menjadi etnis mayoritas di tanah air.
Oleh karena itu, Indonesia sebaiknya segera sadar agar hal itu tak akan terjadi.
Dia yang kini telah berusia 77 tahun mengaku meski sudah tua tetapi tidak bisa diam saja tutup mata.
“Tidak bisa saya seperti itu, itu akan dosa bagi saya. Saya ingin wakafkan sisa umur saya untuk mengabdi kepada negeri ini, saya ingin negeri ini negeri yang baldatun toyyibatun warabbun ghafur,” tegasnya.
Dia juga menyinggung utang Indonesia yang semakin tinggi serta kekhawatiran terhadap nasib bangsa Indonesia kedepannya.
“Apalagi akibat pandemi dan utang yang bertumpuk situasi ke depan khawatir situasi lebih buruk lagi,” jelasnya.
“Karenanya dia meminta semua orang tidak tinggal diam. Kita harus paling depan mengamankan NKRI sesuai cita-cita para leluhur kita,” tandasnya.