Pastinya sangat menegangkan di detik-detik Brigadir J tewas di tangan Ferdy Sambo dan anak buahnya.
Apalagi kalau membayangkan keadaan dan posisi Brigadir J kala itu yang sangat mencekam.
Kini terkuak bagaimana posisi Brigadir J saat dieksekusi Sambo dan anak buahnya.
Membuat Brigadir J hanya pasrah menerima kematiannya.
Diketahui sebelumnya Brigadir J ternyata ditembak Bharada E saat jongkok.
Di saat itu juga, Brigadir J yang lagi jongkok sempat ucap permintaan terakhir.
Namun tak dikabulkan. Ferdy Sambo yang mendengar itu langsung memerintahkan Bharada E untuk menembak Brigadir J.
Akhirnya terkuak detik-detik pembunuhan Brigadir J yang dieksekusi oleh Ferdy Sambo dengan memerintahkan Bharada E untuk menembak korban di rumah dinas pada 8 Juli 2022.
Rupanya, Ferdy Sambo ini sempat memberikan perlakuan sadis pada Brigadir J sebelum tewas dibunuh.
Bahkan Brigadir J yang sudah kesakitan dianiaya, dalam keadaan berjongkok ia sempat mengucapkan permohonan terakhirnya kepada Ferdy Sambo namun tak digubris.
Soal penganiayaan Ferdy Sambo kepada Brigadir J sebelum dihabisi diungkap oleh Bharada E kepada mantan pengacaranya, Muhammad Burhanuddin dan Deolipa Yumara.
Saat pergi ke rumah dinas Ferdy Sambo pasca pulang dari Magelang, ternyata Brigadir J tak pernah masuk ke kamar Putri Candrawathi.
Jangankan masuk kamar Putri Candrawathi, Brigadir J saat hari kejadian bahkan tak berani masuk ke dalam rumah dinas Ferdy Sambo sebelum adanya perintah.
Hal itu diungkap mantan pengacara, Muhammad Burhanuddin yang ungkap hasil wawancaranya dengan Bharada Eliezer.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, saat hadir ke acara Indonesia Lawyers Club TV One, Sabtu (13/8/2022), Muhammad Burhanuddin menjelaskan pada tanggal 8 Juli 2022, tepat hari kematian Brigadir J terjadi suasana mengerikan.
Bermula ketika baru tiba di rumah dinas, Brigadir J memilih santai-santai duduk di teras rumah.
Lalu kemudian, Brigadir J dipanggil masuk ke dalam rumah oleh Ferdy Sambo yang memang sudah tiba duluan.
Ketika itu, Bripka Ricky mendapatkan tugas dari Ferdy Sambo untuk memanggil Brigadir J.
Ketika masuk ke dalam rumah, Ferdy Sambo langsung menyuruh Brigadir J untuk jongkok seperti saat pelatihan militer hingga menuju ke lantai 2.
Kebingungan dengan perintah atasannya, Brigadir J pun hanya manut.
Lalu tiba-tiba, Ferdy Sambo langsung menjambak rambut Brigadir J.
Saat menjambak, wajah Brigadir J pun diarahkan Ferdy Sambo agar bisa menatap matanya.
“Pada saat di TKP, mereka berempat sudah di dalam dan Ricky disuruh panggil Yoshua.
Begitu masuk di TKP, kemudian disuruh jongkok ( Brigadir J).
Informasi dari Bharada E yang suruh Brigadir J jongkok adalah si bosnya, ya seorang atasannya di sana (Ferdy Sambo),” kata Muhammad Burhanuddin.
Namun, posisi Putri Candrawathi berada di kamar lantai satu. Tidak di lokasi eksekusi.
Selanjutnya, saat disinggung apakah Brigadir J dieksekusi saat jongkok?
Burhanuddin mengatakan sebelum dieksekusi, rambut Brigadir J sempat dipegang, lalu Bharada E diperintahkan untuk menembak Brigadir Yoshua.
“Katanya ( Bharada E), diapakan dulu rambutnya ( Brigadir J) gitu, lalu Bharada E diperintahkan untuk menembak.
Woy tembak, tembak dia, tembak gitu,” ungkap Muhammad Burhanuddin.
Kemudian, ketika ditanya siapa yang pengang rambut Brigadir J, Burhanuddin katakan si bosnya ( Ferdy Sambo) yang pegang rambutnya Brigadir J, dengan pengertian rambut Brigadir Yoshua dijambak.
Namun, ia tegaskan untuk proses selanjutnya tidak diceritakan lagi oleh Bharada E.
“Cuman dia ( Bharada E) bilang, dia orang pertama yang disuruh nembak. Dia tiga kali menembak,” tuturnya.
Selanjutnya, disinggung tentang Bharada E mengetahui motif perintah penembakan itu, Bharada E belum buka suara.
“Cuma dia hanya bilang ada peristiwa yang dari Magelang. Cuma itu aja dia bilang gitu,” katanya.
Selain dari pengakuan Muhammad Burhanddin, mantan pengacara Bharda E, yakni Deolipa Yumara pun ikut mengungkap kejadian di hari tragis tersebut.
Menurut Deolipa Yumara dari keterangan Bharada E, Brigadir J sempat diminta untuk naik ke lantai dua, namun dia menolak.
Tapi karena perintah itu datang dari Ferdy Sambo, akhirnya Brigadir J menurut.
Kala itu, Bharada E juga naik ke lantai atas.
Dia menyaksikan Brigadir J yang sudah jongkok dan berlutut di depan Ferdy Sambo yang sedang memegang pistol sambil memakai sarung tangan.
Saat jongkok itu, terlihat oleh Bharada E, kalau Brigadir J memohon-mohon agar Ferdy Sambo tak menghabisinya.
Namun rupanya permohonan terakhir Brigadir J ini tak digubris Ferdy Sambo.
“Di atas itu sudah ada kejadian, si Yoshua berlutut di depan Sambo. Kalau menurut keterangan Richard, kan Richard pegang pistol. Sambo juga pegang pistol. Tapi Sambo pakai sarung tangan. Biasa kan, namanya mafia kan, suka pakai sarung tangan,” kata Deolipa Yumara.
Situasi menjadi panas ketika Irjen Ferdy Sambo melihat kalau Bharada E ada disana melihat kejadian tersebut.
Maka dari itu, Ferdy Sambo dengan suara lantang memberikan perintah kepada Bharada E untuk menembak rekannya.
Perintah itu tak dapat ditolak oleh Bharada E. maka terjadilah penembakan terhadap Brigadir J.
Detik-detik Brigadir J dihabisi di rumah dinas, Ferdy Sambo sempat berlaku sadis (kolase Tribunnews)“Dalam posisi itu, ada perintah dari Sambo untuk si Richard, ‘woy sekarang woy.. tembak, tembak dia woy. Ya namanya perintah kan Richard ketakutan,” papar Deolipa Yumara.
“Karena kalau Richard nggak nembak, mungkin dia ditembak. Karena sama-sama pegang pistol kan. Akhirnya atas perintah, Richard langsung tembaklah, ‘dor.. dor.. dor..’,” kata Deolipa Yumara, menirukan ucapan yang disampaikan Bharada E. (Web Warouw)