Buntut dari keputusan wasit yang memimpin laga partai derby Jawa Timur, Pasukan The Green Force PERSEBAYA Surabaya vs Madura United pada Senin (28/02/2022) malam, yang diwarnai dengan berbagai keputusan KONTROVERSIAL dari wasit yang memimpin jalannya pertandingan dalam partai derby Jawa Timur tersebut
Dalam konferensi pers usai laga pertandingan, pelatih Persebaya Surabaya, yang juga mantan pemain legendaris tim Green Force PERSEBAYA Surabaya, Aji Santoso itu mengatakan, dirinya tidak ingin dibela, pihaknya hanya ingin wasit yang memimpin jalannya pertandingan BRI Liga 1 dilakukan dengan fair, pikiran dan hati yang jernih sert adil.
“Saya hanya ingin wasit yang memimpin jalannya pertandingan dilakukan dengan fair dan benar, tidak dicurangin. Saya tidak ingin menilai wasit, saya hanya ingin masyarakat pecinta sepakbola Indonesia dapat menilai sendiri bagaimana kejadian striker kami Syamsul Arif yang jelas-jelas dilanggar di dalam kotak penalti oleh pemain Madura United persis di depan mata wasit, tetapi tidak dianggap sebuah pelanggaran dan diberikan hukuman tendangan penalti untuk Persebaya Surabaya. Walaupun tim kami menang, tapi kami ingin komisi wasit dapat mengevaluasi kinerja dan kualitas wasit yang memimpin pertandingan di laga-laga pertandingan BRI Liga 1 Indonesia ini demi kemajuan dan kualitas Sepak bola Indonesia yang lebih baik,” tandas Aji Santoso, pelatih Persebaya Surabaya.
Aji Santoso juga mengingatkan sudah saatnya kompetisi Sepak bola Indonesia, khususnya di liga 1 menggunakan teknologi digital kamera seperti di pertandingan-pertandingan piala dunia dan juga liga Eropa, agar dapat menjamin kualitas wasit yang fair play dan tidak merugikan tim-tim yang bertanding.
Sementara itu, berbagai pihak pecinta Sepakbola Indonesia juga menyoroti kualitas dari para wasit yang memimpin pertandingan -pertandingan di BRI Liga 1 Indonesia. Menurut mereka, komisi wasit harus SERIUS menyikapi persoalan tersebut jika ingin perkembangan dan kualitas Sepak bola Indonesia dapat meningkatkan dan lebih baik lagi ke depannya.
“Sia-sia dan percuma saja walaupun l kompetisi liga Indonesia dilakukan dengan sangat ketat dan padat, tapi jika wasit yang memimpin jalannya pertandingan kualitasnya masih seperti wasit-wasit “tarkam” (pertandingan Sepak bola antar kampung-red) maka itu hanya akan merusak sistem kompetisi yang sudah didesign dan disusun secara profesional sekalipun,” tegas Yohanes Sugeng, pengamat olah raga dan Sepakbola Indonesia, dilansir dari mediabantencyber.co.id melalui pesan WhatsApp nya, Rabu, 2 Maret 2022 malam.(BTL)